Kamis, 21 Februari 2013 | 09:18 WIB
Rahmi Juragan Sekolah anak |
KOMPAS.com - Berawal dari niat untuk membantu ekonomi keluarga, Rahmi
Salviviani (30) kini sukses menjadi pengusaha di bidang pendidikan di
Pekanbaru, Riau. Perempuan yang akrab disapa Vivi ini membuka taman kanak-kanak
(TK) yang kini sudah punya sembilan cabang di Pekanbaru dan Palembang.
Vivi merintis usaha ini sejak 2008. Saat itu, ia masih menggunakan merek waralaba lokal. Setelah dua tahun bisnisnya berjalan, ia berani memakai merek sendiri Alifa Kids dan fokus ke pendidikan anak usia dini.
Vivi merintis usaha ini sejak 2008. Saat itu, ia masih menggunakan merek waralaba lokal. Setelah dua tahun bisnisnya berjalan, ia berani memakai merek sendiri Alifa Kids dan fokus ke pendidikan anak usia dini.
Alasan Vivi memilih nama Alifa Kids
sejatinya untuk merepresentasikan visi dari sekolah yang ia bangun. Yakni
amanah, loyal, integritas, fatonah atau cerdas, adil, kerja sama, inisiatif,
disiplin, dan santun. Ia berharap, siswa yang belajar di TK Alifa Kids bisa
menjadi anak pintar dan siap melanjutkan pendidikan SD dengan cara
menyenangkan.
Lulusan Hubungan Internasional
Universitas Riau ini mengakui, bisnis yang ia jalani berawal dari keinginan
membantu perekonomian keluarga. Saat itu, ia memiliki seorang putri berusia
empat bulan. Vivi ingin tetap bisa produktif, sekaligus mendidik sendiri si
kecil. Melalui Alifa Kids, Vivi ingin
membantu orang tua yang memiliki keterbatasan waktu untuk berinteraksi dengan
anaknya. "Kami ingin memfasilitasi orang tua agar terampil dan punya waktu
berkualitas saat bersama anak-anak," katanya.
Pendidikan di Alifa Kids fokus
terhadap pembentukan karakter anak. Ia percaya bahwa kesuksesan seorang anak
tidak dari intelligence quotient (IQ) saja, tapi sekitar 85 persen
sukses berasal dari karakter seseorang. Kini, Alifa Kids memiliki 350 siswa.
Alifa Kids memungut biaya bulanan di sekolah ini Rp 375.000 untuk siswa half
day dan Rp 800.000 untuk siswa full day. Alifa Kids juga memungut
biaya tahunan Rp 4 juta–Rp 5 juta. Kini usaha Vivi telah meraih
beberapa penghargaan, seperti juara pertama event Honda Youth Start Up tingkat
regional dan Nasional yang diadakan Mark Plus. Tidak hanya itu, bisnis
pendidikan ini juga yang mengantarkan Vivi menjadi finalis nasional di
Wirausaha Muda Mandiri yang diadakan Bank Mandiri.
Alifa Kids kini memiliki sekitar 60
pegawai di bawah Alifa Management. Vivi mendorong orang-orang yang bekerja di
Alifa Kids bisa lebih mandiri. Ia tak segan-segan mendorong mereka untuk
berwirausaha.
Terbukti, beberapa dari mereka
sepulang mengajar juga menjalankan usaha kelompok, seperti menjual pakaian di
lingkungan tempat mereka tinggal.
Sejak tahun 2001, Vivi juga menjadi
pengurus komunitas pengusaha di Pekanbaru. Ia sering mengadakan kelas mentoring
dengan mengundang mentor-mentor ternama dari berbagai kota. "Mentoring ini
untuk berbagi ilmu pada pegawai saya juga dan mendorong mereka untuk
berwirausaha," ujarnya.
Bekali diri
Rahmi Salviviani merintis bisnis
pendidikan pada tahun 2008. Saat itu, Vivi meminjam modal dari
saudara-saudaranya sebesar Rp 50 juta. Modal tersebut masih jauh dari
mencukupi. Namun wanita yang akrab disapa Vivi ini tidak berputus asa. Ia memaksimalkan modal yang ada dan
langsung memasarkan TK Alifa Kids. Selang beberapa bulan, Vivi meminta suaminya
berhenti dari pekerjaannya untuk turut membantu mengembangkan TK Alifa Kids.
Ia sangat membutuhkan dukungan suami
lantaran ia sendiri sangat minim pengalaman di dunia bisnis. Untuk menambah
wawasan seputar bisnis, Vivi dan suami membekali diri dengan mengikuti
pelatihan tentang wirausaha maupun tentang pendidikan.
“Investasi terbesar kami adalah
mengikuti pelbagai training,” tuturnya. Menurut Vivi, sebuah bisnis akan
berjalan lancar bila seseorang sudah membekali diri dengan pengetahuan yang
cukup.
Makanya, di awal-awal merintis
bisnis, ia lebih memilih meningkatkan kapasitasnya, terutama dalam hal
pemahaman bisnis pendidikan.
Selain rajin mengikuti seminar dan pelatihan, Vivi juga rajin melahap buku-buku soal kepemimpinan.
Kendati sudah membekali diri dalam
hal pengetahuan, ternyata hal itu tidak menjamin bisnis bakal berjalan lancar.
Terbukti, masih banyak kendala yang ditemui Vivi dalam menjalankan usaha ini,
terutama menyangkut kebutuhan anak-anak serta orang tua yang semakin beragam. Tidak jarang kebutuhan anak-anak
dengan orang tua berbeda. Dalam mengatasi semua kendala itu, Vivi menetapkan
standar kualitas pendidikan sebagai hal utama. Bila hal ini berhasil, ia yakin
prinsip ini menjadi kekuatan sekolah.
Hal penting lainnya adalah terus
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) secara terus-menerus. Menurut
Vivi, banyak model pendidikan anak usia dini yang masih jauh dari harapan,
terutama dalam hal membentuk attitude alias sikap. Mengatasi hal ini, Vivi membuat
sistem sendiri di Alifa Management. Setelah merekrut tenaga pengajar, ia
mewajibkan karyawannya menempuh masa training di pusat pelatihan. “Kalau
saya lihat mereka sudah siap, barulah ditempatkan di cabang Alifa Kids,” ucap
dia.
Masalah SDM ini tidak bisa dianggap
sepele. Pasalnya, bisnis pendidikan merupakan usaha yang berbasis manusia
(human based). Pemahaman yang berbeda mengenai sistem pendidikan membuat Vivi
sebagai pemilik usaha dengan karyawannya kerap salah paham di awal bisnis. Selama hampir lima tahun menjalankan
usaha ini, kini Vivi mulai memetik hasil jerih payahnya. Ia mengaku bangga
terjun ke bisnis pendidikan. Soalnya, selain berorientasi laba, bisnis ini juga
memiliki manfaat sosial yang besar. Vivi bilang, melalui bisnis
pendidikan, ia memiliki peluang untuk turut mencerdaskan generasi muda. Tidak
saja mementingkan dimensi intelegensia, ia juga mengembangkan metode
pembelajaran yang menekankan aspek emosional dan spiritual anak.
"Pembentukan emosional dan spiritual harus dimulai sedini mungkin,"
ujarnya.
Perguruan tinggi
Setelah sukses mengembangkan taman
kanak-kanak (TK) Alifa Kids, Vivi kini berambisi melebarkan sayap bisnisnya ke
jenjang sekolah yang lebih tinggi. Ia ingin membuka sekolah dasar (SD). Ia
berencana mendirikan SD di Kota Pekanbaru. Untuk sekolah TK, Vivi berharap
jaringan Alifa Kids bisa menjangkau beberapa kota besar di Indonesia.
Saat ini, jaringan TK Alifa Kids
hanya ada di Pekanbaru dan Palembang. Dalam jangka panjang, Vivi bahkan ingin
bisnis pendidikannya bisa merambah hingga ke tingkat universitas. Vivi juga berencana mewaralabakan TK
Alifa Kids, meski bukan dalam jangka pendek. Soalnya, masih banyak persiapan
yang harus dimatangkan sebelum benar-benar menawarkan jenis kerjasama ini.
“Pada dasarnya, saya tidak mau merugikan pihak yang tertarik untuk bermitra
atau menjadi franchisee Alifa Kids,” ucap dia.
Makanya, Vivi mengaku tidak akan
tergesa-gesa merealisasikan seluruh rencana pengembangan bisnisnya itu. Ia tak
ingin, karena terburu-buru malah hasilnya tidak bagus. Paling mungkin, dalam jangka pendek,
Vivi akan merealisasikan rencana pendirian SD di Pekanbaru. Ia berharap,
rencananya itu bisa terealisasi dalam kurun waktu tiga tahun ke depan.
Sembari merintis pendirian SD, Vivi
juga tetap fokus membesarkan TK Alifa Kids. Menurut Vivi, Alifa Kids yang
dikelolanya belum sepenuhnya aman. Soalnya, dari segi usia, baru menginjak lima
tahun. "Ini belum melewati titik aman pertama dari sebuah siklus
bisnis," katanya.
Vivi menekankan, bahwa arah bisnis
jauh lebih penting ketimbang kecepatan. Makanya, ia tidak mau tergesa-gesa untuk
berekspansi. Vivi juga mengaku belum tergoda untuk mencoba peruntungan di
sektor lain.
“Godaan untuk masuk ke sektor usaha
lain seringnya menjadi 'racun' bagi sebagian besar entrepreneur terutama
pemula,” tuturnya. Kata Vivi, banyak pebisnis pemula yang gagal ketika tergoda
mencoba peruntungan di sektor lain.
Tak jarang, bisnis yang sebelumnya
sudah dirintis turut goyang karena memang belum begitu stabil. Pengusaha yang
rutin mengikuti mentoring dari komunitas Tangan Di Atas (TDA) ini tidak lupa
memberikan tips bagi siapa saja yang tertarik terjun ke bisnis pendidikan. Menurutnya, dalam bisnis ini,
penting memperlakukan karyawan sebagai mitra, bukan semata pekerja. Selain itu,
sekolah harus terus mencari dan memberikan nilai tambah pada jasa yang ditawarkan.
“Makanya, bisnis itu tidak bisa serba instan, semua butuh waktu,” kata Vivi.
Lantaran ini bisnis pendidikan,
penting juga untuk peduli terhadap masyarakat sekitar, khususnya mereka yang
tidak mampu. Vivi mengaku, selama ini, Alifa Kids selalu memberikan akses
pendidikan gratis bagi anak-anak yatim dan dhuafa.
"Kami melowongkan sekitar 10
persen dari total kapasitas untuk mereka," ujarnya.
Vivi punya impian, di negara maju,
pemerintah cukup punya peranan aktif di dalam memajukan pendidikan bagi setiap
warganya. Ia berharap, hal serupa juga terwujud di Indonesia.
Sumber :
(Marantina/Kontan)
Editor :
Erlangga Djumena