Rabu, 21 Maret 2012

Serangan Serangga Tomcat Rambah 9 Kecamatan di Surabaya

Kasi Pertanian Dinas Pertanian (Distan) Surabaya, Bagas Swadaya Aji menjelaskan, tomcat banyak berkeliaran di pemukiman penduduk dekat sawah. ”Sampai Minggu (18/3/2012), ada 14 lokasi yang dirambah serangga ini,” ujarnya, Senin (19/3/2012).

Serangga ini menyerang secara sporadis. Lokasi yang diserang antara lain, Apartemen Pakuwon City, SD Al-Muttaqien, Jl Plemahan Besar, Jl Dukuh Kupang 10, Jl Simorejo Timur, Asrama Mahasiswa Unair Kampus C Mulyorejo, hingga Jl Manyar Indah. Yang paling banyak diserang adalah kawasan Kecamatan Mulyorejo (ada lima lokasi), Kecamatan Sukolilo (dua lokasi), Tegalsari, Sawahan, Jambangan, Rungkut, Bulak, Sukomanunggal, dan Gunung Anyar. ”Kami sudah menjadwalkan penyemprotan pestisida nabati ke lokasi-lokasi itu,” tandasnya.

Untuk pestisida nabati, pihaknya menggunakan formulasi daun mimba (Azadirachta indica juss) yang dicampur dengan daun serai dan jahe dengan perbandingan 1:1:1 lalu diblender. Setelah itu lalu dicampur dengan 10 liter air. Setelah didiamkan selama dua hari, air perasan itu dipakai sebagai pestisida nabati.
Penyemprotan dengan pestisida nabati itu dilakukan agar tak meracuni warga. ”Penyemprotan ini cukup efektif untuk membasmi tomcat,” paparnya.

Menurut Bagas, tomcat banyak keluar pada malam hari. Ia akan memburu cahaya. Karenanya, warga di kawasan yang diserang sebaiknya mematikan lampu teras. Sprei atau pakaian yang ditempeli serangga ini harus dicuci. “Serangga ini tak menyengat atau menggigit. Dia cukup mengeluarkan cairan beracun dari tubuhnya dan itu yang berbahaya,” katanya.

Selasa, 20 Maret 2012

Komisi IX Minta Kemenkes Segera Tangani Tomcat

Serangga Semut Tomcat
SELASA, 20 MARET 2012 - REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Peran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui dinas-dinas kesehatan yang tersebar di daerah, diharapkan dapat mengurangi keresahan masyarakat terkait serangga Tomcat yang mulai menyerang warga di kawasan pesisir.
"Kemenkes mesti selekasnya mengkoordinasi dinas-dinas kesehatan untuk melakukan penanganan, terutama di daerah-daerah yang sudah ada kasus, juga perlu diantisipasi persebarannya,” pinta Anggota Komisi IX DPR RI, Chusnunia di Jakarta, Selasa (20/3).

Menurutnya, jika tidak ada langkah antisipasi yang jelas, maka warga akan semakin resah. Pasalnya, mereka tidak paham bagaimana langkah-langkah mengatasi serangan Tomcat atau Kumbang Rove itu. "Banyak yang tak memahami hal-hal berkaitan dengan Tomcat ini," tutur dia.

Keresahan semakin menjadi-jadi lantaran kabar yang beredar baik melalui BlackBerry Messenger maupun jejaring sosial Twitter yang menyebut Tomcat memiliki racun yang berkali lipat dibanding racun ular berbisa. "Simbang siur kabatnya, khawatir membuat masyarakat jadi panik. Karenanya, masyarakat harus diberi pengertian apa tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah maupun ketika sudah terserang racun Tomcat," tutur politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Meski serangan Tomcat belum dapat dimasukkan kategori Kejadian Luar Biasa (KLB), karena KLB harus yang kategori wabah bersifat fatal, bisa merenggut nyawa manusia, tapi Chusnunia menyarankan Kemenkes bertindak cepat tanpa harus menunggu adanya korban jiwa. “Kemenkes tak harus menunggu ada nyawa melayang, tetap harus segera bertindak cepat,” pungkasnya anggota FPKB ini.