Tampilkan postingan dengan label Masalah keluarga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Masalah keluarga. Tampilkan semua postingan

Rabu, 12 Juni 2013

Berterimakasihlah pada Orang yang Mencaci Anda

Denmas Priyadi Blog│Rabu, 12 Juni 2013│15:30 WIB
 
Drs. I Gusti Ngurah Dwaja
ISTRI kerap menjadi sasaran kekesalan suami. Kesalahan sedikit saja, kadang akan dibesar-besarkan. Jika terjadi perlakuan demikian istri diharapkan tetap menanggapinya dengan kelembutan. “Berterimakasihlah pada orang yang mencaci-maki Anda.

Karena itu akan membuat Anda menjadi lebih sabar dan bijaksana,” ujar Gede Prama dalam Seminar “Rebut Masa Depan dengan Menyemai Masyarakat Enterpreneurial” yang digelar Kelompok Media Bali Post bekerja sama dengan Bank Saudara, di Denpasar. Tampil juga sebagai pembicara, founder Medco Group Arifin Panigoro yang mengupas tentang “Tantangan dan Peluang sebagai Surga Masyarakat Entrepreneurial”.

Gede Prama mengatakan tiap tingkatan ke atas pasti selalu akan menemukan banyak halangan, rintangan dan cobaan. Karena tanpa itu, manusia menjadi lemah. Kehidupan harus terus naik. Naik secara material juga spiritual. Keseimbangan ini yang akan membuat manusia bahagia. “Jangan menganggap masalah sebagai racun, tetapi vitamin/berkah. Ini yang akan membuat manusia bertumbuh,” ujarnya.

Rintangan terbesar manusia ada dalam pikirannya. Pikiran positif akan menghadapkan manusia pada peluang, sedangkan pikiran negatif membawa manusia pada ancaman dan halangan. Karena itu, penulis buku “Simfoni di Dalam Diri: Mengubah Kemarahan Menjadi Keteduhan” ini menyarakan peserta seminar untuk selalu berpikir positif.

Ia memberi ilustrasi orang yang mengirimkan kotoran sapi yang diletakkan di halaman rumah tetangganya. Jika berpikir negatif, kotoran sapi ini dinilai sebagai bentuk penghinaan. “Apa maksudnya mengirimkan tahi sapi ke rumahku. Aku tak pernah cari masalah sama dia. Awas aku akan membalasnya.” Kata-kata itu yang bisa jadi terlontar dari mulut orang yang berpikiran negatif. Lain halnya jika penerima kiriman itu berpikir positif. “Tetangga saya itu sangat menaruh perhatian. Mungkin dia melihat tanaman di kebun saya kurang subur dan perlu diberi pupuk. Makanya dia mengirim tahi sapi.”

Gede Prama mengingatkan jangan melihat pesaing atau orang yang membenci kita sebagi musuh, tetapi mereka adalah guru terbaik. Manusia dalam menjalani hidup diharapkan mengikuti mental pengusaha, teguh, dan ulet. Hambatan yang kerap dialami manusia biasanya dikarenakan selalu melihat kendala terlebih dahulu. “Kendala ini harus diubah menjadi kinerja. Di balik penolakan-penolakan itu, kita dituntut lebih kreatif,” ujarnya.

Untuk mencapai suatu keberhasilan, Gede Prama memberikan 4 kunci yakni aspirasi, kebiasaan, konsistensi, dan komitmen. Semua bermula dari aspirasi. Dari aspirasi ini, jika ditekuni (kebiasaan) akan menumbuhkan potensi. Dan, jika dijalani dengan konsisten dan komitmen yang kuat, niscaya mencapai keberhasilan.

Posted:
Drs. I Gusti Ngurah Dwaja

GURU SMAN 42 JAKARTA MENULIS: Berterimakasihlah pada Orang yang Mencaci Anda: Denmas Priyadi Blog│Rabu, 12 Juni 2013│15:30 WIB Drs. I Gusti Ngurah Dwaja ISTRI kerap menjadi sasaran kekesalan suami. Kes...

Jumat, 11 Januari 2013

Istri Roy Suryo: Cemooh untuk Menpora sebagai Tantangan


Oleh Abdul Qodir | TRIBUNnews.com 
Add caption

       TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Istri Roy Suryo, Ismarindayani Priyanti, mengaku tak sedih maupun marah saat mengetahui penunjukan suami tercintanya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) menuai kritik hingga cemooh dari sebagian warga Indonesia.


Ririen, sapaan Ismarindayani, dapat maklumi hal itu terjadi karena ia menyadari sang suami berlatar belakang anggota Komisi I bidang pertahanan dan informasi DPR RI yang hanya menguasai IT dan telematika.

"Enggak apa-apa, karena jabatan Menpora ini bukan bidang dia (Roy), karena ini bidang yang berbeda. Orang-orang mencemooh itu kami anggap sebagai tantangan dan penyemangat agar Mas Roy bisa bekerja dengan baik. Ingat, Semakin tinggi pohon, goyangan semakin kencang," kata Ismarindayani saat berbincang dengan Tribunnews.com di kawasan Tomang, Jakarta Barat, Jumat (11/1/2013) malam. Ririen yang sudah sekitar 19 tahun mengarungi rumah tangga bersama Roy, mengaku tidak sedih saat melihat beberapa warga pemilik akun twitter mencibir hingga menaggapi lucu-lucuan suaminya.


"Saya enggak sedih. Di era zaman sekarang sudah beda. Dan komentar di twitter itu adalah efek keterbukaan informasi da bagian dari demokrasi. Kami tidak bia marah cuma gara-gara orang comment seperti itu. Itu bukan berarti kami mengabaikan, kami perhatikan kritikan itu sebagai masukan. Kritik yang negatif itu menadi PR untuk Mas Roy agar bisa diubah menjadi positif. Kan nantinya itu justru dia akan kreatif membuat ide," kata Ririen diikuti senyumnya.

Ririen yakin Presiden SBY punya banyak pertimbangan sehingga berani menunjuk suaminya menjadi Menpora. Ia menduga Presiden SBY ingin menguji kemampuan Roy selaku anak buah di Partai Demokrat, karena kepemudaan dan olahraga adalah bukan bidangnya.

"Saya bilang ke Ma Roy, kalau sudah ditujuk presiden, yah harus siap, itu amanah. Teman-teman kerja saya di bank, banyak yang dari lulusan peternakan dan sipil, tapi masuk di bank, tapi karena pekerajan sudah dilakukan setiap hari, semua bisa dilakukan dengan baik," kata Ririen yang saat ini masih bekerja sebagai Regional Wealt Manager Kantor Bank Mandiri Wilayah Jakarta-Thamrin.

"Apalagi Mas Roy orangnya terbilang cepat menguasai bidang baru, supel, dan dan komunikatif dengan orang dari partai lain, seperti saat di Komisi I dan dengan Pak Jokowi (Gubernur DKI Jakarta) juga cepat akrab waktu mengendarai mobil Esemka dulu di Solo," tambahnya.
(Abdul Qodir)

Selasa, 05 April 2011

Tiga Tanda Hubungan Anda di Ujung Tanduk - Yahoo!

Tiga Tanda Hubungan Anda di Ujung Tanduk

Pertengkaran dlm keluarga
Sering kali banyak pasangan tidak menyadari bahwa masalah yang terjadi di dalam hubungan mereka kian pelik. Ironisnya, banyak hubungan yang pada akhirnya harus berakhir padahal usaha mempertahankannya sudah maksimal.

Terkadang, untuk memperbaiki keretakan rumah tangga, diperlukam bantuan seorang ahli misalnya penasihat pernikahan. Berikut beberapa tanda hubungan yang perlu penanganan para profesional.

1. Tak lagi saling mendengarkan
Saat Anda dan pasangan tak saling mendengarkan satu sama lain, maka tak akan pernah ada komunikasi yang baik. Komunikasi buruk adalah awal kehancuran fondasi sebuah rumah tangga. Untuk itu, Anda dan pasangan memerlukan kehadiran orang ketiga yang bersifat netral untuk menjadi penengah.

2. Berkelahi terus-menerus
Tiada hari tanpa berkelahi, sampai Anda dan pasangan tak lagi bisa menyebutkan penyebab awal yang memicu perkelahian. Cara berkomunikasi tak lagi sehat, hanya ada teriakan dan kata-kata kasar yang keluar dari mulut Anda dan pasangan. Hal ini harus lekas diatasi. Penasihat pernikahan akan menjadi media dan penengah bagi Anda dan pasangan.

3. Tak bisa memaafkan
Anda tak bisa memaafkan kesalahan pasangan apapun alasanya. Kehidupan Anda diliputi dendam dan amarah. Seorang penasihat pernikahan akan membantu Anda memperbaiki jiwa dan hati yang telah "rusak". Ia akan membantu Anda melepaskan kemarahan, sehingga jiwa Anda pun kembali tenang.