Tampilkan postingan dengan label Keluarga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keluarga. Tampilkan semua postingan

Jumat, 06 Mei 2016

KELUARGA DEMOKRATIS NAN HARMONIS Karya: Ki Slamet 42

Blog Ki Slamet 42 : Ungkapan Kasih
Sabtu, 07 Mei 2016 - 10:53 WIB


“KELUARGA DEMOKRATIS NAN HARMONIS”
Karya : Ki Slamet 42

Di dalam keluarga yang demokratis nan harmonis
Utamakan prinsip kebebasan berjalan demokratis
Orang tua  bertanggung  jawab dan  konsistensis
Melihatlah anak sebagai pribadi yang  personalitis
Seutuhnya dan bersikap elastis tidak otoriteristis
Maka geliat rumah tangga berjalan penuh dinamis

Kepada anak orang tua selalu welas asih memberi
Satu kesempatan tuk berkembang secara mandiri
Dalam ambil keputusan  agar mampulah berkreasi
Mampulah menunjukkan segala potensi dalam diri
Lewat kebebasan dalam memilih pekerjaan sendiri
   Hingga termotivasi  'tuk berkreasi dan berekspresi    

Adalah ciri-ciri  keluarga yang demokratis tertera
Orang tua apresiatif pada pribadi anak seutuhnya
Orang tuaberupaya kembangkan kepribadiannya
Menganggap anak sebagai pribadi yang miliki daya
Miliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya
Beri kesempatan anak untuk buka atma pikirnya

 Kebebasan anak hanya untuk kebaikan  bersama 
Artinya,  kebebasan yang diberikan ada batasnya
Dibatasi rammbu-rambu sosial dan syariat agama
Yang harus dilakoni oleh anak dengan semestinya
Sikap tanggung jawab dan kesadaran mengemuka
Kental dengan nuansa kebersamaan
dalam bineka

Dengan begitu keluarga yang demokratis, mereka
Keluarga yang mampulah membangkitkan suasana
Penuh dengan hal-hal positif penuh pula dinamika
Menggeliat dalam harmonisasi ditaburi benih cinta
Saling tolong kerja sama  antara anggota keluarga
Saling bantu dalam lingkungan masyrakat sosialnya


Bumi Pangarakan, Bogor
Jumat, 06 Mei 2016 – 10:24 WIB


"SAJAK & PUISI KI SLAMET 42 ": KELUARGA DEMOKRATIS NAN HARMONIS Karya: Ki Slamet ...: Blog Ki Slamet 42 : Sajak dan Puisi Ki Slamet 42 Sabtu, 07 Mei 2016 - 09:31 WIB “KELUARGA DEMOKRATIS NAN HARMONIS” Karya : K...

Jumat, 11 Januari 2013

Melanie Putria Beda Pendapat dengan Suami Soal Rencana Pendidikan Anak Oleh Nana Rohanawati



Melani Putria
Senin, 07 Januari 2013 - MASA depan anak penting untuk dipersiapkan dengan matang. Hal itu juga menjadi pemikiran Melanie Putria dan suaminya Angga "Maliq and D’Essentials".

Menjelang 2 tahun usia anak semata wayang mereka, Sheemar Rahman Puradiredja, Melanie bertekad untuk memberikan pendidikan terbaik bagi sang buah hati. Ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (6/1) malam, Putri Indonesia 2002 itu mengutarakan keinginannya untuk membawa anaknya mengenyam pendidikan menuju sekolah bertaraf internasional.
 
“Aku pengin Sheemar mencoba untuk masuk sekolah internasional karena sekarang sekolah internasional ada dimana-mana dan semua anak temenku masuk sekolah internasional”, ungkap Melanie kepada wartawan, Sabtu (5/1) malam lalu. Namun keinginan Melanie nampaknya tidak berjalan mulus, sang suami justru menginginkan sang buah hati mengenyam pendidikan di sekolah Islami.
 
“Angga lulusan Al Azhar, dari TK sampai SMA dia masuk sekolah Islam sedangkan aku dari sekolah negeri. Angga tetap berpegang teguh pengin Sheemar masuk sekolah Islam”, ujar Melanie menggebu-gebu.

Meskipun begitu, Melanie dan Angga tak lantas memaksakan kehendak. Wanita bernama lengkap Melanie Putria Dewita Sari ini berujar akan mencoba mencari titik tengah.

“Ya udah, mungkin Sheemar akan masuk sekolah Islam yang sistemnya internasional. Dicari titik tengahnya ya walaupun Angga belum tentu setuju sih tapi sama-sama deh mencoba untuk kompromi dan mencoba yang terbaik untuk semua”, papar Melanie.
(nana/gur)

Rabu, 21 Desember 2011

"AKU MENCARI ALLAH" by Gregory F. Augustine Pierce


DENMAS PRIYADi

Dan... kutinggalkan keluargaku, pekerjaanku, masyarakatku, dan pergi.
Mula-mula aku pergi ke sebuah gereja, tapi tidak kutemukan Allah di sana
Lalu aku pergi ke sebuah  biara, tapi tidak kujumpai Allah di sana.
Kemudian aku pergi berziarah ke tempat-tempat suci, tapi tidak kudapatkan Allah di sana.
Kecewa dan enggan ke mana-mana lagi, aku pulang kembali.
Ketika aku memeluk keluargaku, kurasakan kehadiran Allah
Ketika kembali aku bekerja, kurasakan tangan Allah menuntun pekerjaanku.
Di tengah-tengah hidup aktif, kusadari Allah ada disitu bersamaku.
Dengan takzim dan gentar, kututupi mukaku dengan bajuku.

[Gregory F.Augustine Pierce]








Senin, 14 Februari 2011

KELUARGA YANG DEMOKRATIS By Rosita S.Priyadi


Gbr. Rosita S.Priyadi
Keluarga yang demokratis adalah keluarga yang mengutamakan prinsip kebebasan dengan menjalankan prinsip demokrasi dalam segala aspek aktifitas rumah tangga. Orang tua secara konsisten betul-betul menghormati dan menghargai anak sebagai individu yang utuh secara lahir batin, tidak sedikitpun berkeinginan mengarahkannya secara otoriter. Anak diberi kesempatan untuk berkembang secara mandiri dan mengambil keputusan sendiri, dan mengupayakan kemerdekaannya sendiri.

Ciri keluarga yang demokratis: 

1. Orang tua menghormati dan menghargai pribadi anak secara utuh
2. Orang tua selalu berupaya mengembangkan kepribadian anak dan menganggapnya sebagai pribadi yang memiliki potensi dan kemampuan untuk mengembangkan dirinya secara mandiri.
3. Orang tua memberi kesempatan kepada anak untuk berpikir, berekspresi, berkreasi dan memilih jenis pekerjaannya sendiri secara bebas tanpa paksaan sedikitpun. Akan tetapi, kebebasan yang diberikan masih dalam koridor kebaikan bersama dan dalam tujuan-tujuan yang bersifat umum tentunya. Dalam kata lain, kebebasan yang diberikan bukan tanpa batas, melainkan dibatasi dengan rammbu-rambu sosial dan syariat agama yang harus dilakoni oleh anak.

Dengan demikian keluarga yang demokratis itu sangat kental dengan nuansa kebersamaan, membangkitkan dan menimbulkan hal-hal positif, dinamis dan terus bergerak dalam suasana harmonis penuh kasih sayang serta saling membantu di antara anggota keluarga. Pola sketsa yang diterapkan dalam rumah tangga atau keluarga yang demokratis tentunya akan memotivasi lahirnya anak-anak yang mampu menopang beban dan tanggung jawab kehidupan. Juga anak-anak ideal yang sanggup berpikir secara sehat, saling membantu, dan bangkit bersama-sama dengan lingkungan masyarakatnya.

Selasa, 15 Febuary 2011
Rosita S.Priyadi di Pangarakan-Bogor