MINGGU,19 DESEMBER 2010. REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA:
Pemerintah seharusnya memberikan alokasi dana anggaran khusus untuk menangani anak cerdas istimewa dan bakat istimewa Indonesia (CIBI). Pasalnya, dari 1,3 juta anak usia sekolah tersebut, baru 9.500 (0,7 pesen) yang tertangani atau bahkan dibajak negara lain.
“Mereka itu aset bangsa. Pemerintah harus sediakan dana yang cukup agar mereka tidak dibajak asing,” ujar pakar pendidikan, Suparman, kepada Republika di Jakarta, Sabtu (18/12).
Pasalnya, kata Suparman, selama ini alokasi dana anak CIBI yang dianggarkan pemerintah digabung dengan dana pendidikan formal. Menurut Suparman, alokasi dana untuk penanganan anak-anak yang kerap disebut 'gifted-talented' dilakukan secara terpisah.“Sekolah dan perguruan tinggi juga seharusnya bekerja sama untuk mendeteksi anak-anak yang kecerdasannya istimewa itu,” ungkap Suparman. Namun, imbuh Suparman, selama ini sekolah lemah dalam mendeteksi siswa CIBI tersebut. Padahal, dalam satu kelas pasti terdapat anak yang dikategorikan girted-talented.“Anak-anak itu harus dideteksi sedini mungkin dan dimasukan ke kelas akselerasi tapi tetap tidak menjauhkan mereka dari siswa lain,” papar dia.
Namun, karena kurangnya deteksi dari sekolah dan pemerintah, banyak anak CIBI yang dibajak asing atau lebih memilih belajar di luar negeri. Oleh karena itu, ucap Suparman, seharusnya perbaikan fasilitas dan kualitas di perguruan tinggi juga dibarengkan dengan perbaikan pendidikan karakter di tingkat sekolah dasar hingga sekolah menangah.
“Sejak dari sekolah dasar penanaman pendidikan karakter kecintaan kepada Indonesia harus dilakukan,” tegas Suparman.
Minggu, 30 Januari 2011
Rosita S.Priyadi di Pangarakan-Bogor
Penanaman pendidikan karakter kecintaan kepada Indonesia harus dilakukan sejak dari Sekolah Dasar!
BalasHapus