Gbr. Rosita S.Priyadi |
Keluarga yang demokratis adalah keluarga yang mengutamakan prinsip kebebasan dengan menjalankan prinsip demokrasi dalam segala aspek aktifitas rumah tangga. Orang tua secara konsisten betul-betul menghormati dan menghargai anak sebagai individu yang utuh secara lahir batin, tidak sedikitpun berkeinginan mengarahkannya secara otoriter. Anak diberi kesempatan untuk berkembang secara mandiri dan mengambil keputusan sendiri, dan mengupayakan kemerdekaannya sendiri.
Ciri keluarga yang demokratis:
1. Orang tua menghormati dan menghargai pribadi anak secara utuh
2. Orang tua selalu berupaya mengembangkan kepribadian anak dan menganggapnya sebagai pribadi yang memiliki potensi dan kemampuan untuk mengembangkan dirinya secara mandiri.
3. Orang tua memberi kesempatan kepada anak untuk berpikir, berekspresi, berkreasi dan memilih jenis pekerjaannya sendiri secara bebas tanpa paksaan sedikitpun. Akan tetapi, kebebasan yang diberikan masih dalam koridor kebaikan bersama dan dalam tujuan-tujuan yang bersifat umum tentunya. Dalam kata lain, kebebasan yang diberikan bukan tanpa batas, melainkan dibatasi dengan rammbu-rambu sosial dan syariat agama yang harus dilakoni oleh anak.
Dengan demikian keluarga yang demokratis itu sangat kental dengan nuansa kebersamaan, membangkitkan dan menimbulkan hal-hal positif, dinamis dan terus bergerak dalam suasana harmonis penuh kasih sayang serta saling membantu di antara anggota keluarga. Pola sketsa yang diterapkan dalam rumah tangga atau keluarga yang demokratis tentunya akan memotivasi lahirnya anak-anak yang mampu menopang beban dan tanggung jawab kehidupan. Juga anak-anak ideal yang sanggup berpikir secara sehat, saling membantu, dan bangkit bersama-sama dengan lingkungan masyarakatnya.
Selasa, 15 Febuary 2011
Rosita S.Priyadi di Pangarakan-Bogor
Ciri keluarga yang demokratis:
1. Orang tua menghormati dan menghargai pribadi anak secara utuh
2. Orang tua selalu berupaya mengembangkan kepribadian anak dan menganggapnya sebagai pribadi yang memiliki potensi dan kemampuan untuk mengembangkan dirinya secara mandiri.
3. Orang tua memberi kesempatan kepada anak untuk berpikir, berekspresi, berkreasi dan memilih jenis pekerjaannya sendiri secara bebas tanpa paksaan sedikitpun. Akan tetapi, kebebasan yang diberikan masih dalam koridor kebaikan bersama dan dalam tujuan-tujuan yang bersifat umum tentunya. Dalam kata lain, kebebasan yang diberikan bukan tanpa batas, melainkan dibatasi dengan rammbu-rambu sosial dan syariat agama yang harus dilakoni oleh anak.
Dengan demikian keluarga yang demokratis itu sangat kental dengan nuansa kebersamaan, membangkitkan dan menimbulkan hal-hal positif, dinamis dan terus bergerak dalam suasana harmonis penuh kasih sayang serta saling membantu di antara anggota keluarga. Pola sketsa yang diterapkan dalam rumah tangga atau keluarga yang demokratis tentunya akan memotivasi lahirnya anak-anak yang mampu menopang beban dan tanggung jawab kehidupan. Juga anak-anak ideal yang sanggup berpikir secara sehat, saling membantu, dan bangkit bersama-sama dengan lingkungan masyarakatnya.
Selasa, 15 Febuary 2011
Rosita S.Priyadi di Pangarakan-Bogor
Dalam keluarga yang demokratis,kebebasan yang diberikan bukan tanpa batas, melainkan dibatasi dengan rambu-rambu sosial dan syariat agama yang harus dilakoni setiap anggota keluarga.
BalasHapus